Hilang Sekejap
Oleh : Sri Utami
. "Jika kamu pernah kehilangan
seseorang yang kamu sayangi, jangan pernah mengucapkan kata-kata mereka pergi.
Mereka pasti akan kembali entah kapan."(
uut-qoutes)
--------------
Kehilangan orang paling disayangi
berisi ungkapan kesedihan yang terdalam. Setiap orang pernah merasakan
kehilangan orang tercinta.Mengalami kehilangan memang bukan hal mudah. Perasaan
sedih pasti dirasakan saat kehilangan seseorang yang dicintai.Hal itu
dikarenakan kehadiran orang-orang yang tercinta sangat berarti. Rasa kesepian
dan kesedihan mendalam seolah menjadi isyarat bahwa saat ini kita sudah
kehilangan seseorang terkasih.Dalam hidup, setiap orang pasti pernah merasakan
kehilangan yang membuat tiap momen terasa begitu hampa.Tetapi, seiring
berjalannya waktu, kita harus bangkit dan tidak boleh berlarut-larut dalam
kesedihan. Kehilangan memang dapat menyayat hati, bahkan tidak bisa terlupakan
sepanjang hidup.
Namun, kehidupan terus berjalan hanya
bisa berdoa agar tetap berbahagia, harus
yakin bahwa kebahagiaanmu adalah yang ia inginkan.Memang sangat sulit menerima
kepergiannya, manusia harus semangat untuk bangkit dari keterpurukan dan
berdamai dengan kesedihan. Allah Maha SegalaNya.
------------------
Arina
tak habis pikir mengapa hal ini bisa terjadi pada dirinya dan putri semata
wayangnya.Sudah sekian lama Hendra pergi tak ada kabar beritanya.Jangankan uang
,secarik kertas buram pun tak pernah Arina terima.Tak ada kabut tak ada
badai.Rumah tangga mereka baik-baik saja saat Hendra berpamit akan berkelana
mencari penghasilan ke luar negeri.
“Andaikan aku tidak
sayang pada ibu,tentu ku akan mencari dia dimana pun berada.” Gumam Arina kalut
“Tidaaak….tidaaak ku
tak akan meninggalkan ibuku sampai kapan pun.Ibulah segalanya bagiku.Ibulah
menjadikan diriku bisa melihat dunia,kasih sayang nya tak kan tergantikan oleh
siapa pun.”pikir Arina menghibur diri.
Arina
tahu bakti seorang istri hanya kepada suaminya.Namun bakti seorang anak kepada
orang tuanya adalah suatu kewajiban utama.
-------------
Pernikahan
Arina dan Hendra adalah pernikahan perjodohan.Ayah Arina menjodohkan nya dengan
anak laki-laki bosnya yang bernama Hendra.Kalau di pandang sekilas memang tidak
sepadan dengan keadaan mereka berdua jauh berbeda.Namun orangtua mereka ingin
menyatukan mereka dalam hubungan cinta suci yaitu pernikahan.Arina Zahra Kamila
adalah gadis lulusan pesantren,cantik,
sarjana pula.Siapapun pemuda yang melihatnya pasti tertarik kepadanya,tetapi si
cantik Arina adalah gadis pingitan tak pernah keluar rumah.Ia anak tunggal dari
pak Ali dan bu Sakdiyah.
Hendra
adalah seorang pemuda lulusan kuliah di Luar Negeri.Berkulit putih dan
tegap,hidungnya mancung seperti
blesteran.Yaah….lengkap dan cocoklah menjadi seorang anak konglomerat.
---------------
Arina
menolak dijodohkan dengan orang tak di kenalnya.Berbagai alasan pun di
sampaikan kepada orang tuanya.Akan tetapi bapaknya tetap bersikeras
menjodohkannya.Arina membujuk ibunya dari hati ke hati namun usahanya tetap
gagal.Bu Diyah tak berani berseberangan pendapat dengan suaminya. Sementara
hati Arina seakan hancur berkeping tak punya harapan masa depan .Setiap malam
melakukan Tahajud dan Istikharah agar dapat prtunjuk yang terbaik dari Allah
Sang Maha Pengatur segalanya.
“Baiklah pak bu, Arina menerima perjodohan ini,sebagai
bakti dan sayangku pada bapak ibu” Kata Arina setelah shalat Isya berjamaah.Dengan menahan air mata
dan sesak di dada karena menahan beban pikiran,ia cepat –cepat masuk
kamarnya.Namun Bapaknya mencegahnya “ Arina kamu yakin dan ikhlas kan? Ini
namanya anak kebanggaan bapak” Kata Pak Ali dengan senang.Arina hanya menunduk
kepala mengiyakan.
Selama
menunggu hari H pernikahan.Si cantik Arina selalu mengurung diri di kamar.Semua
persiapan pernikahan sudah di urus oleh kedua orang tuanya.Adapun pesta resepsi
pernikahan direncanakan berada di rumah Hendra.
“ buku-buku dan kamarku
ini akan kutinggalkan,kalian jadi saksi bisu perjalanan hidupku.Tapi jangan
khawatir ,aku pasti kembali kesini menempati kamar ini,” gumam Arina menghibur
diri.
-----------------
Tepat
pada tanggal 21 September .Arina Zahra Kamila menjadi seorang Nyonya besar
Hendra Widianto Sanjaya Putra.Pesta resepsi pernikahan mereka gelar sangat
mewah dan meriah.Para pebisnis dan rekan kerja
serta handai taulan telah datang memberikan doa restu kepada mempelai berdua.Terlihat sangat
bahagia mempelai berdua demikian juga dengan kedua orang tua mereka.
Pesta pasti berakhir
----------------
Arina
kini harus tinggal dirumah mertuanya,mau tidak mau harus ikut dengan
suaminya.Memang Arina merasa sangat asing berada di rumah mewah berpagar tinggi warna biru muda itu.Sekilas orang
melihat rumah itu seperti yang ada
disenetron film india,saking bagusnya.
Rumah mewah tidak
menjamin penghuninya enjoy dan bahagia hatinya.Mereka dengan kesibukan masing-masing,jarang
bercakap-cakap santai dengan sesama anggota keluarga.” Ya Allah inilah yang
disebut hidup mewah?Mengapa semua wanita menginginkan kehidupan mewah ? Ataukah
aku yang bodoh dalam bersikap ? tolong beri aku kesabaran dan kekuatan,hanya Engkau
Yaa Allah tempat ku bergantung segala sesuatu.Kabulkan doa hamba .Aamin”Itulah
tangis dan doa seorang Arina setiap saat.
Sehari
dirumah mertua serasa sebulan lamanya dipengasingan,waktu seakan tidak
berputar.Hari-harinya hanya bekerja mengurus rumah dan dapur bersama pembantu
yang baik, bi Inah.Kadang juga ikut
merapikan taman dan kebun belakang bersama pak Diman.Bi Inah dan Pak Diman
pembantu setianya pak Sanjaya. Sejak Hendra belum lahir sampai kini ,mereka selalu bekerja dengan rajin dan jujur.Mereka juga
saksi perjalanan hidup keluarga kaya ini baik suka maupun duka.Kasih sayang
mereka kepada Hendra seperti menyayangi anak sendiri.
------------
“ Non Arina,sabar
ya.penghuni rumah ini selalu sibuk
sendiri-sendiri.Bibi tahu kok apa yang non alami saat ini.Tetap berdoa kepada
Gusti Allah,supaya mendapatkan yang terbaik” hibur bi Inah suatu pagi.
Arina hanya nunduk dan
tersenyum,mendengar nasehat pembantu yang baik hati.”MasyaAllah,bi Inah kasih
sayangnya seperti ibuku sendiri”kata hati Arina.
Walaupun
hidup sehari-hari dirumah mewah,semua tercukupi kebutuhan.Namun tanpa kasih
sayang orang tercinta.Seorang isteri tetap setia dan patuh menjalankan tugasnya
dengan sebaik-baiknya.Arina tak pernah mengeluh dan berputus asa,hanya kata Astaghfirullahal Adziim yang selalu terucap dalam bibir mungilnya.
Pada
suatu malam,entah mengapa Hendra tidak seperti biasanya kali ini sangat
berbeda.
“ Assalamu Alaikum
,cantikku”Hendra menyapa isterinya dengan senyuman yang ramah
“ Wa Alaikum salam
mas,sudah pulang” jawab si cantik Arina dengan saliman penuh hormat
“ Arina
,ngomong-ngomong kamu kerasan dan betah kan tinggal disini? “ tanya Hendra
“ InsyaAllah mas, saya
harus berusaha untuk kerasan di sini.Karena kewajiban seorang isteri tinggal
bersama suaminya bagaimanapun keadaannya.” Jawab Arina berkaca-kaca
“ O gitu,terimakasih
ya,sayang atas kesediaannya.” Jawab Hendra ketus sambil berlalu.
Apakah
ini yang disebut pernikahan bahagia? Pekik hati Arina.Seakan aku bagai patung
tak bernyawa yang di pajang di sudut ruangan.Akupun punya hati dan
perasaan,mana kasih sayang seorang suami? Mana kepedulian seorang mertua
terhadap menantu?.Seakan aku pembantu baru dirumah ini yang tak menerima gaji.
--------
“ Non Arina,jika
kesepian tanpa teman,boleh kok nanti sore kerumah bi Inah dan kapan pun juga
boleh.Kita bisa curhat ,bercerita apapun,mengaji dan tukar pikiran.Biar pikiran
Non tidak jenuh.” Kata bi Inah dengan penuh kasih sayang,layaknya seorang ibu
terhadap anaknya.
Arina sangat senang
mendapat perlakuan yang baik dari pembanntu setianya ini.
Kadang bi Ina hanya
geleng kepala dan mengelus dada” kasihan anak cantik,sopan dan pinter kok masuk
dalam kandang harimau.” Sabar nduuuk,gumam bi Inah.
Hendra
adalah pemuda yang berpendidikan tinggi,pandai juga rupawan sangat cocok dan pantas
mempunyai isteri Arina yang cantik,baik dan pinter lagi.Tapi entahlah mengapa
sampai saat ini ia bersikap dingin terhadap isterinya.Waktulah yang akan
merubah dan menjawabnya.
----------
Pada
suatu minggu pagi,Keluaga pak Sanjaya telah bersiap-siap menghadiri resepsi
pernikahan anak saudaranya di sebuah kota.Semua sudah dipersiapkan dari barang
bawaan dan mobil pun sudah kinclong di garasinya.
“ Hendraaaa,ayo cepat
sedikit dong,lama banget sampai pegel nih kaki mama nungguin” teriak nyonya
Sanjaya
“Hendra ,sudah di
tilpun kakek nenekmu nih,kenapa lama “ Sambung pak Sanjaya
“Maaf beribu maaf pa
ma,Henda gak jadi ikutan.Karena Arina sakit sejak tadi malam badannya
panas.”kata Hendra tergopoh dari kamarnya sambil bawa kain untuk kompres
isterinya.
“yaaaaah…kan ada bi
Inah ,serahkan ke bi Inah kan beres,atau panggilkan dokter keluarga kan
bisa.Mengapa kamu harus repot.” Kata nyonya Sanjaya seenaknya
“ Tidak maa…paa…kali
ini saya tidak akan meninggalkan Arina sendirian,dia isteriku aku harus
tanggungjawab,sekali lagi.maaf….saya tidak ikut .”tegas Hendra
---------------
Pak
Sanjaya dan isterinya berangkat memenuhi undangan adiknya tanpa ada
Hendra.Mereka juga gak mau diantar oleh sopir.Hari ini sangat berbeda
suasananya dengan hari biasanya.Kabut menyelimuti suasana hati pak
Sanjaya,jengkel dan segala macam .Dalam perjalanan mereka terdiam seribu
bahasa.
“ Papa sakit,ataukah
tidak enak badan? Biar mama saja yang nyetir” kata nyonya Sanjaya
Pak Sanjaya hanya
menggelengkan kepala saja mendengar pertanyaan isterinya.
Nyonya Sanjaya juga
ikut terdiam hingga sampai rumah yang dituju.
“ Halo mas mbak, mana
Hendra kok gak kelihatan” tanya Yanuar ,yang punya hajat
“ Isterinya sakit”
Jawab nyonya Sanjaya singkat
Yanuar dan isterinya
nyerocos bicara ini itu panjang lebar,pak Sanjaya dan isterinya hanya menjawab
satu dua kata saja.
“ Yan…kiranya sudah
lama kami bertamu,semoga bahagia selalu untukmu dan keluargamu.kami mohon
pamit.” Pamit Pak Sanjaya kepada adiknya.
“ Terimakasih banyak
mas mbak,salam kepada Hendra ya..”
----------------------
“ Ma kita langsung
pulang” kata Pak Sanjaya mempercepat
laju mobilnya
“ Iya pa…” jawabnya
isterinya singkat
Seperti
berangkatnya,pulang pun mereka terdiam hanya mendengarkan laju deru mobilnya.
Beberapa lama kemudian,sampailah mereka kerumah.
Pak
Sanjaya langsung berganti baju dan menuju kamar mandi, selang beberapa menit
keluar dari kamarnya sudah berpakaian rapi.Berbaju koko putih berkopyah
ditangannya membawa tasbih dan
sajadah.Benar-benar pemandangan yang langka dan sulit di terima oleh akal yang
melihatnya.Sangat berbalik 360 derajat.Subhanallah..
Melihat gelagat dan
gerak gerik suaminya,Nyaonya Sanjaya sangat bingung dan penasaran.
“
Hendra,Hendra….kemarilah ..cepat.tuh lihat papamu..” kata Nyonya Sanjaya sambil
menunjuk arah kemana suaminya pergi.
“ Alhamdulillah,Yaa
Allah” Kata Hendra sambil menengadah tangannya
Lagi-lagi mamanya
dibuat kesal olehnya.
“ Hendra ,kamu ini
apa-apaan sih,mana rasa simpati dan kasih sayangmu pada papa.Kamu cuek gak
peduli sedikit pun.” Teriak Ibunya
“ Maafkan saya maa”
jawab Hendra singkat sambil berlalu
Saking
kerasnya suara majikan ,bu Inah dan pak Diman lari tergopoh-gopoh dari
belakang.Karena saat itu Arina sedang demam tinggi.
“ Maaf nyonya ada apa
gerangan?ada apa dengan non Arina ?” tanya bi Inah gemetar
“ Arina lagi,ini bukan
urusanmu,pergi sana”kata Nyonya Sanjaya
sewot
“ Astaghfirullah” jawab
suami isteri itu bersamaan sambil berlalu
-------------------------
Sementara
pak Sanjaya dengan khusuk dan tawadduk beribadah melaksanakan shalat ashar di
Masjid dekat rumahnya.Qadarullah…..Allah sendiri yang Maha membolak balikkan
hati seorang hamba.Kasih dan sayangnya
abadi,Maha Ar Rahman Ar Rahim seluruh makhluk.Kini seorang bos Sanjaya
yang selalu sibuk dengan pekerjaannya , bersimpuh dan menengadah mohon
pengampunan dari Tuhannya.
Beberapa lama kemudian ia pulang dengan
santainya tanpa berkata apa pun kepada isteri dan anaknya. Dengan mata sembab
seperti habis menangis ,iaLangsung nyelonong masuk kamarnya.Bu Sanjaya langsung
menegurnya” Papa dari mana,pa sakit ya?” katanya sambil melepas kacamata yang
di pakai suaminya.
“ Ti..tidak ma,saya
hanya sedikit lelah dan capek,mau istirahat jangan di ganggu ya” jawabnya
dengan senyum tipis.
“ baik pa..” jawab
nyonya Sanjaya dengan perasaan tak menentu apa yang terjadi dengan suaminya.
------------------------------
Arina
mempercepat langkahnya saat turun dari mobil.Ingin cepat-cepat memeluk ibunya
dan salim dengan bapaknya,yang sudah lama tidak bertemu.Pertemuan yang
mengharukan penuh kasih sayang,saling meneteskan air mata cinta dan kerinduan
,antara seorang anak dengan kedua orang tuanya.Melihat pemandangan yang tidak
pernah ia lihat,Hendra langsung ikutan meneteskan air mata.
“Arina dan
Hendra istirahatlah.ibu akan membuatkan makanan kesukaanmu nduk “ kata
bu Sakdiyah dengan penuh kebahagiaan.
“ Ibu,Arina ingin
membantu memasak,lama tidak melihat
dapur “ bujuk Arina kepada ibunya
Sementara
Hendra dan pak Ali bercengkrama di ruang depan dengan asyiknya.Layaknya anak
laki-laki dengan bapaknya sendiri.Tidak terlihat sedikit pun yang membedakannya
sebagai anak mantu.
Setelah selesai makan
malam bersama,mereka bercerita ini itu hingga lupa jam malam.Itulah namanya
keluarga yg selalu dihiasi rasa kasih sayang.
------------------
Hendra
dan Arina telah beberapa lama tinggal bersama dengan pak Ali dan bu
Sakdiyah.Hendra mendapat tugas kerja yang tak jauh dari rumah mertuanya.Lagi
pula Arina sering sakit-sakitan ,kandungannya begitu lemah.Bu Diyah tak
membiarkan ada sesuatu yang menimpa putrinya.Hendra pun sangat enjoy hidup di
pinggiran kota yang tak begitu ramai dan membisingkan telinga.Ia rajin pergi ke
masjid bersama mertuanya.Qadarullah….lagi-lagi Allah lah yang merubah manusia
menjadi lebih baik.
Pak
Ali sudah lama tidak bekerja pada perusahaan pak Sanjaya semenjak pernikahan
Arina.Bukan karena apa-apa,hanya perasaannya pak Ali tidak nyaman kalau terus
bekerja bersama dengan besannya.Alhamdulilah…kini pak Ali bekerja sebagai kurir pabrik rokok tak jauh
dari rumahnya,minggu pun ia ada lemburan.Sedangkan bu Sakdiyah adalah seorang
penjahit baju dan pembuat kue .Allah Maha segalanya,setiap manusia pasti diberi
rejeki dan tak kan tertukar dengan yang lain.
------------------------
Semua
yang ada di dunia ini milik Allah,manuasia hanyalah pemakai bukan pemilik.Harta
melimpah kekayaan yang mewah semuanya bukan milik manusia.Kapan pun Allah akan
mengambilnya tanpa pandang bulu.Demikian dengan keluarga pak Sanjaya yang kaya
itu.Kini rumah mewah sudah hancur rata
dengan tanah hanya tinggal puing-puingnya ,mengalami musibah kebakaran akibat
konsleting listrik pada ruang kerjanya.Semua harta ludes terbakar hanya
beberapa barang berharga yang bisa sempat diselamatkan.Pak Sanjaya dan
isteri terkulai lemas tak berdaya.Pak
Sanjaya tidak begitu terpuruk bisa sedikit menyadari,ini milik Tuhan.Akan
tetapi Nyonya Sanjaya setres berat.Inilah roda kehidupan…..
Akhirnya
dengan berat hati menerima tawaran untuk tinggal sementara dirumah
besannya.Keluarga pak Ali sangat senang bisa membantu besannya yang sedang
mengalami musibah.Dengan hidup sederhana untuk beberapa bulan menunggu rumah
barunya selesai dibangun,pak Sanjaya telah berusaha merubah hidupnya lebih baik
lagi.Intropeksi diri ,siapa tahu dengan adanya musibah ini Allah mengubah
hidupnya menjadi lebih berguna.
Qadarullah….Bahwa
orang yang baik akan selalu disayang oleh
Allah,demikian sebaliknya,jika seseorang selalu cuek dan tak ada rasa
simpati kepedulian sedikitpun dengan sesama.Allah akan memperingatkannya dengan
cara apa pun itu.Arina adalah korban dari itu semuanya,namun kasih sayangnya
kepada suami dan keluarganya tetap ia lakukan.Doa yang selalu ia penjatkan kini
telah Allah sendiri yang mendengarkan.Arina tak pernah berdoa yang jelek kepada
orang yang menyakitinya namun sebaliknya ia selalu berdoa yang terbaik untuk mereka.Arina
adalah sosok wanita yang sabar dan tabah dalam menghadapi segala permasalahan
hidupnya.Sesungguhnya Allah selalu bersama dengan orang-orang yang sabar.