Jumat, 07 Januari 2022

Puisiku: Sahabat

 

   Sahabat

Oleh: Sri utami

Sahabatku adalah terkesan embun pagi

yang jatuh membasahi kegersangan hati

hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari dalam kesejukan

Sahabatku adalah bintang gemintang malam di angkasa raya

yang menemani kesendirian rembulan yang berduka

hingga mampu menerangi gulita semesta

dalam kebersamaan

Sahabatku adalah pohon rindang dengan seribu dahan

yang memayungi dari terik matahari yang tak tertahankan

hingga mampu memberikan keteduhan

dalam kedamaian

Wahai angin pengembara

kabarkanlah kepadaku tentang dirinya

Sahabatku adalah kumpulan mata air dari telaga suci

yang jernih mengalir tiada henti

hingga mampu menghapuskan rasa dahaga diri dalam kesegaran

Sahabatku adalah derasnya hujan yang turun

yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu menahun

hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaun

dalam kesucian

Sahabatku adalah untaian intan permata

yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara

TA,07012022

Rengkuhan Tangan

Bergandeng tangan
Ke mana pun kita berjalan
Berjalan menyusuri lorong kecil pun jalanan besar
Tak pernah sekalipun menyerah
Tuk sampai sebuah tujuan

Erat sungguh kala itu
Kau pegang tanganku
Begitupun aku
Memoriku masih ingat betul
Kala itu kita masih begitu polosnya

Berjalan tak peduli itu duri,
hutan lebat, ataupun berliku
Kita terjang begitu saja
Akupun tak takut apapun itu
Karna aku tak sendiri

Ada kamu sahabatku…
Aku percaya padamu
Menyusuri jalan yang berliku
Mengambil keputusan tanpa pemikiran panjang

Berjalan dan berlari
Dengan begitu yakinnya
Tak peduli hujan pun gelap malam
Teringat pada tujuan nan jauh di sana
Demi itu saja

Dan kini kita telah sampai, sahabat
Lakukan apa yang kau impikan
Akupun demikian
Mari kita lukis kembali perjalanan hidup
Di tanah rantauan ini.

 

 

TA,07012022

 

 

Cinta

Tak Tahu Persisnya

Pertama kali aku melihatmu

Aku tidak ingat apa-apa

Apakah langit menyengat kulitku

Atau betapa indahnya matahari terbenam

Karena, aku hanya melihatmu

Kamu adalah keindahan

Di setiap helai bulu matamu adalah anugerah dari-Nya

Tawamu yang lepas

Seolah aku ingin masuk di antara barisan gigimu

Yang kian hari makin membuatku sulit untuk lepas dari keterpakuan

Ketika matamu terpejam itu sudah cukup

Ya itu sudah cukup

Lalu kau buka dengan sengaja

             

 TA,07012022

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senja di Balik Layar dan Puncak Pengetahuan

(Penulis: Kang Asep, Pengawas Sekolah bidang PAI Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan, WA 085864675753) Ponselku bergetar, memecah fokusku me...