Jumat, 07 Januari 2022

Kehilangan

 

Hilang Sekejap 

Oleh : Sri Utami

. "Jika kamu pernah kehilangan seseorang yang kamu sayangi, jangan pernah mengucapkan kata-kata mereka pergi. Mereka  pasti akan kembali entah kapan."( uut-qoutes)

--------------

Kehilangan orang paling disayangi berisi ungkapan kesedihan yang terdalam. Setiap orang pernah merasakan kehilangan orang tercinta.Mengalami kehilangan memang bukan hal mudah. Perasaan sedih pasti dirasakan saat kehilangan seseorang yang dicintai.Hal itu dikarenakan kehadiran orang-orang yang tercinta sangat berarti. Rasa kesepian dan kesedihan mendalam seolah menjadi isyarat bahwa saat ini kita sudah kehilangan seseorang terkasih.Dalam hidup, setiap orang pasti pernah merasakan kehilangan yang membuat tiap momen terasa begitu hampa.Tetapi, seiring berjalannya waktu, kita harus bangkit dan tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Kehilangan memang dapat menyayat hati, bahkan tidak bisa terlupakan sepanjang hidup.

Namun, kehidupan terus berjalan hanya bisa berdoa agar  tetap berbahagia, harus yakin bahwa kebahagiaanmu adalah yang ia inginkan.Memang sangat sulit menerima kepergiannya,  manusia harus semangat untuk bangkit dari keterpurukan dan berdamai dengan kesedihan. Allah Maha SegalaNya.

------------------

Arina tak habis pikir mengapa hal ini bisa terjadi pada dirinya dan putri semata wayangnya.Sudah sekian lama Hendra pergi tak ada kabar beritanya.Jangankan uang ,secarik kertas buram pun tak pernah Arina terima.Tak ada kabut tak ada badai.Rumah tangga mereka baik-baik saja saat Hendra berpamit akan berkelana mencari penghasilan ke luar negeri.

“Andaikan aku tidak sayang pada ibu,tentu ku akan mencari dia dimana pun berada.” Gumam Arina kalut

“Tidaaak….tidaaak ku tak akan meninggalkan ibuku sampai kapan pun.Ibulah segalanya bagiku.Ibulah menjadikan diriku bisa melihat dunia,kasih sayang nya tak kan tergantikan oleh siapa pun.”pikir Arina menghibur diri.

Arina tahu bakti seorang istri hanya kepada suaminya.Namun bakti seorang anak kepada orang tuanya adalah suatu kewajiban utama.

       -------------

Pernikahan Arina dan Hendra adalah pernikahan perjodohan.Ayah Arina menjodohkan nya dengan anak laki-laki bosnya yang bernama Hendra.Kalau di pandang sekilas memang tidak sepadan dengan keadaan mereka berdua jauh berbeda.Namun orangtua mereka ingin menyatukan mereka dalam hubungan cinta suci yaitu pernikahan.Arina Zahra Kamila adalah gadis  lulusan pesantren,cantik, sarjana pula.Siapapun pemuda yang melihatnya pasti tertarik kepadanya,tetapi si cantik Arina adalah gadis pingitan tak pernah keluar rumah.Ia anak tunggal dari pak Ali dan bu Sakdiyah.

Hendra adalah seorang pemuda lulusan kuliah di Luar Negeri.Berkulit putih dan tegap,hidungnya mancung seperti  blesteran.Yaah….lengkap dan cocoklah menjadi seorang anak konglomerat.

---------------

Arina menolak dijodohkan dengan orang tak di kenalnya.Berbagai alasan pun di sampaikan kepada orang tuanya.Akan tetapi bapaknya tetap bersikeras menjodohkannya.Arina membujuk ibunya dari hati ke hati namun usahanya tetap gagal.Bu Diyah tak berani berseberangan pendapat dengan suaminya. Sementara hati Arina seakan hancur berkeping tak punya harapan masa depan .Setiap malam melakukan Tahajud dan Istikharah agar dapat prtunjuk yang terbaik dari Allah Sang Maha Pengatur segalanya.

“Baiklah  pak bu, Arina menerima perjodohan ini,sebagai bakti dan sayangku pada bapak ibu” Kata Arina setelah  shalat Isya berjamaah.Dengan menahan air mata dan sesak di dada karena menahan beban pikiran,ia cepat –cepat masuk kamarnya.Namun Bapaknya mencegahnya “ Arina kamu yakin dan ikhlas kan? Ini namanya anak kebanggaan bapak” Kata Pak Ali dengan senang.Arina hanya menunduk kepala mengiyakan.

Selama menunggu hari H pernikahan.Si cantik Arina selalu mengurung diri di kamar.Semua persiapan pernikahan sudah di urus oleh kedua orang tuanya.Adapun pesta resepsi pernikahan direncanakan berada di rumah Hendra.

“ buku-buku dan kamarku ini akan kutinggalkan,kalian jadi saksi bisu perjalanan hidupku.Tapi jangan khawatir ,aku pasti kembali kesini menempati kamar ini,” gumam Arina menghibur diri.

-----------------

Tepat pada tanggal 21 September .Arina Zahra Kamila menjadi seorang Nyonya besar Hendra Widianto Sanjaya Putra.Pesta resepsi pernikahan mereka gelar sangat mewah dan meriah.Para pebisnis dan rekan kerja  serta handai taulan telah datang memberikan doa restu  kepada mempelai berdua.Terlihat sangat bahagia mempelai berdua demikian juga dengan kedua orang tua mereka.

Pesta pasti berakhir

----------------

Arina kini harus tinggal dirumah mertuanya,mau tidak mau harus ikut dengan suaminya.Memang Arina merasa sangat asing berada di rumah mewah berpagar  tinggi warna biru muda itu.Sekilas orang melihat rumah itu seperti  yang ada disenetron film india,saking bagusnya.

Rumah mewah tidak menjamin penghuninya enjoy dan bahagia hatinya.Mereka dengan kesibukan masing-masing,jarang bercakap-cakap santai dengan sesama anggota keluarga.” Ya Allah inilah yang disebut hidup mewah?Mengapa semua wanita menginginkan kehidupan mewah ? Ataukah aku yang bodoh dalam bersikap ? tolong beri aku kesabaran dan kekuatan,hanya Engkau Yaa Allah tempat ku bergantung segala sesuatu.Kabulkan doa hamba .Aamin”Itulah tangis dan doa seorang Arina setiap saat.

Sehari dirumah mertua serasa sebulan lamanya dipengasingan,waktu seakan tidak berputar.Hari-harinya hanya bekerja mengurus rumah dan dapur bersama pembantu yang baik,  bi Inah.Kadang juga ikut merapikan taman dan kebun belakang bersama pak Diman.Bi Inah dan Pak Diman pembantu setianya pak Sanjaya. Sejak Hendra belum lahir sampai kini ,mereka selalu  bekerja dengan rajin dan jujur.Mereka juga saksi perjalanan hidup keluarga kaya ini baik suka maupun duka.Kasih sayang mereka kepada Hendra seperti menyayangi anak sendiri.

------------

“ Non Arina,sabar ya.penghuni  rumah ini selalu sibuk sendiri-sendiri.Bibi tahu kok apa yang non alami saat ini.Tetap berdoa kepada Gusti Allah,supaya mendapatkan yang terbaik” hibur bi Inah suatu pagi.

Arina hanya nunduk dan tersenyum,mendengar nasehat pembantu yang baik hati.”MasyaAllah,bi Inah kasih sayangnya seperti ibuku sendiri”kata hati Arina.

Walaupun hidup sehari-hari dirumah mewah,semua tercukupi kebutuhan.Namun tanpa kasih sayang orang tercinta.Seorang isteri tetap setia dan patuh menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.Arina tak pernah mengeluh dan berputus asa,hanya kata Astaghfirullahal Adziim  yang selalu terucap dalam bibir mungilnya.

Pada suatu malam,entah mengapa Hendra tidak seperti biasanya kali ini sangat berbeda.

“ Assalamu Alaikum ,cantikku”Hendra menyapa isterinya dengan senyuman yang ramah

“ Wa Alaikum salam mas,sudah pulang” jawab si cantik Arina dengan saliman  penuh hormat

“ Arina ,ngomong-ngomong kamu kerasan dan betah kan tinggal disini? “ tanya Hendra

“ InsyaAllah mas, saya harus berusaha untuk kerasan di sini.Karena kewajiban seorang isteri tinggal bersama suaminya bagaimanapun keadaannya.” Jawab Arina berkaca-kaca

“ O gitu,terimakasih ya,sayang atas kesediaannya.” Jawab Hendra ketus sambil berlalu.

Apakah ini yang disebut pernikahan bahagia? Pekik hati Arina.Seakan aku bagai patung tak bernyawa yang di pajang di sudut ruangan.Akupun punya hati dan perasaan,mana kasih sayang seorang suami? Mana kepedulian seorang mertua terhadap menantu?.Seakan aku pembantu baru dirumah ini yang tak menerima gaji.

--------

“ Non Arina,jika kesepian tanpa teman,boleh kok nanti sore kerumah bi Inah dan kapan pun juga boleh.Kita bisa curhat ,bercerita apapun,mengaji dan tukar pikiran.Biar pikiran Non tidak jenuh.” Kata bi Inah dengan penuh kasih sayang,layaknya seorang ibu terhadap anaknya.

Arina sangat senang mendapat perlakuan yang baik dari pembanntu setianya ini.

Kadang bi Ina hanya geleng kepala dan mengelus dada” kasihan anak cantik,sopan dan pinter kok masuk dalam kandang harimau.” Sabar nduuuk,gumam bi Inah.

Hendra adalah pemuda yang berpendidikan tinggi,pandai juga rupawan sangat cocok dan pantas mempunyai isteri Arina yang cantik,baik dan pinter lagi.Tapi entahlah mengapa sampai saat ini ia bersikap dingin terhadap isterinya.Waktulah yang akan merubah dan menjawabnya.

----------

Pada suatu minggu pagi,Keluaga pak Sanjaya telah bersiap-siap menghadiri resepsi pernikahan anak saudaranya di sebuah kota.Semua sudah dipersiapkan dari barang bawaan dan mobil pun sudah kinclong di garasinya.

“ Hendraaaa,ayo cepat sedikit dong,lama banget sampai pegel nih kaki mama nungguin” teriak nyonya Sanjaya

“Hendra ,sudah di tilpun kakek nenekmu nih,kenapa lama “ Sambung pak Sanjaya

“Maaf beribu maaf pa ma,Henda gak jadi ikutan.Karena Arina sakit sejak tadi malam badannya panas.”kata Hendra tergopoh dari kamarnya sambil bawa kain untuk kompres isterinya.

“yaaaaah…kan ada bi Inah ,serahkan ke bi Inah kan beres,atau panggilkan dokter keluarga kan bisa.Mengapa kamu harus repot.” Kata nyonya Sanjaya seenaknya

“ Tidak maa…paa…kali ini saya tidak akan meninggalkan Arina sendirian,dia isteriku aku harus tanggungjawab,sekali lagi.maaf….saya tidak ikut .”tegas Hendra

---------------

Pak Sanjaya dan isterinya berangkat memenuhi undangan adiknya tanpa ada Hendra.Mereka juga gak mau diantar oleh sopir.Hari ini sangat berbeda suasananya dengan hari biasanya.Kabut menyelimuti suasana hati pak Sanjaya,jengkel dan segala macam .Dalam perjalanan mereka terdiam seribu bahasa.

“ Papa sakit,ataukah tidak enak badan? Biar mama saja yang nyetir” kata nyonya Sanjaya

Pak Sanjaya hanya menggelengkan kepala saja mendengar pertanyaan isterinya.

Nyonya Sanjaya juga ikut terdiam hingga sampai rumah yang dituju.

“ Halo mas mbak, mana Hendra kok gak kelihatan” tanya Yanuar ,yang punya hajat

“ Isterinya sakit” Jawab nyonya Sanjaya singkat

Yanuar dan isterinya nyerocos bicara ini itu panjang lebar,pak Sanjaya dan isterinya hanya menjawab satu dua kata saja.

“ Yan…kiranya sudah lama kami bertamu,semoga bahagia selalu untukmu dan keluargamu.kami mohon pamit.” Pamit Pak Sanjaya kepada adiknya.

“ Terimakasih banyak mas mbak,salam kepada Hendra  ya..”

----------------------

“ Ma kita langsung pulang” kata Pak Sanjaya  mempercepat laju mobilnya

“ Iya pa…” jawabnya isterinya singkat

Seperti berangkatnya,pulang pun mereka terdiam hanya mendengarkan laju deru mobilnya. Beberapa lama kemudian,sampailah mereka kerumah.

Pak Sanjaya langsung berganti baju dan menuju kamar mandi, selang beberapa menit keluar dari kamarnya sudah berpakaian rapi.Berbaju koko putih berkopyah ditangannya membawa  tasbih dan sajadah.Benar-benar pemandangan yang langka dan sulit di terima oleh akal yang melihatnya.Sangat berbalik 360 derajat.Subhanallah..

Melihat gelagat dan gerak gerik suaminya,Nyaonya Sanjaya sangat bingung dan penasaran.

“ Hendra,Hendra….kemarilah ..cepat.tuh lihat papamu..” kata Nyonya Sanjaya sambil menunjuk arah kemana suaminya pergi.

“ Alhamdulillah,Yaa Allah” Kata Hendra sambil menengadah tangannya

Lagi-lagi mamanya dibuat kesal olehnya.

“ Hendra ,kamu ini apa-apaan sih,mana rasa simpati dan kasih sayangmu pada papa.Kamu cuek gak peduli sedikit pun.” Teriak Ibunya

“ Maafkan saya maa” jawab Hendra singkat sambil berlalu

Saking kerasnya suara majikan ,bu Inah dan pak Diman lari tergopoh-gopoh dari belakang.Karena saat itu Arina sedang demam tinggi.

“ Maaf nyonya ada apa gerangan?ada apa dengan non Arina ?” tanya bi Inah gemetar

“ Arina lagi,ini bukan urusanmu,pergi sana”kata Nyonya Sanjaya  sewot

“ Astaghfirullah” jawab suami isteri itu bersamaan sambil berlalu

-------------------------

Sementara pak Sanjaya dengan khusuk dan tawadduk beribadah melaksanakan shalat ashar di Masjid dekat rumahnya.Qadarullah…..Allah sendiri yang Maha membolak balikkan hati seorang hamba.Kasih dan sayangnya  abadi,Maha Ar Rahman Ar Rahim seluruh makhluk.Kini seorang bos Sanjaya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya , bersimpuh dan menengadah mohon pengampunan dari Tuhannya.

 Beberapa lama kemudian ia pulang dengan santainya tanpa berkata apa pun kepada isteri dan anaknya. Dengan mata sembab seperti habis menangis ,iaLangsung nyelonong masuk kamarnya.Bu Sanjaya langsung menegurnya” Papa dari mana,pa sakit ya?” katanya sambil melepas kacamata yang di pakai suaminya.

“ Ti..tidak ma,saya hanya sedikit lelah dan capek,mau istirahat jangan di ganggu ya” jawabnya dengan senyum tipis.

“ baik pa..” jawab nyonya Sanjaya dengan perasaan tak menentu apa yang terjadi dengan suaminya.

------------------------------

Arina mempercepat langkahnya saat turun dari mobil.Ingin cepat-cepat memeluk ibunya dan salim dengan bapaknya,yang sudah lama tidak bertemu.Pertemuan yang mengharukan penuh kasih sayang,saling meneteskan air mata cinta dan kerinduan ,antara seorang anak dengan kedua orang tuanya.Melihat pemandangan yang tidak pernah ia lihat,Hendra langsung ikutan meneteskan air mata.

“Arina  dan  Hendra istirahatlah.ibu akan membuatkan makanan kesukaanmu nduk “ kata bu Sakdiyah dengan penuh kebahagiaan.

“ Ibu,Arina ingin membantu  memasak,lama tidak melihat dapur “ bujuk Arina kepada ibunya

Sementara Hendra dan pak Ali bercengkrama di ruang depan dengan asyiknya.Layaknya anak laki-laki dengan bapaknya sendiri.Tidak terlihat sedikit pun yang membedakannya sebagai anak mantu.

Setelah selesai makan malam bersama,mereka bercerita ini itu hingga lupa jam malam.Itulah namanya keluarga yg selalu dihiasi rasa kasih sayang.

------------------

Hendra dan Arina telah beberapa lama tinggal bersama dengan pak Ali dan bu Sakdiyah.Hendra mendapat tugas kerja yang tak jauh dari rumah mertuanya.Lagi pula Arina sering sakit-sakitan ,kandungannya begitu lemah.Bu Diyah tak membiarkan ada sesuatu yang menimpa putrinya.Hendra pun sangat enjoy hidup di pinggiran kota yang tak begitu ramai dan membisingkan telinga.Ia rajin pergi ke masjid bersama mertuanya.Qadarullah….lagi-lagi Allah lah yang merubah manusia menjadi lebih baik.

Pak Ali sudah lama tidak bekerja pada perusahaan pak Sanjaya semenjak pernikahan Arina.Bukan karena apa-apa,hanya perasaannya pak Ali tidak nyaman kalau terus bekerja bersama dengan besannya.Alhamdulilah…kini pak Ali  bekerja sebagai kurir pabrik rokok tak jauh dari rumahnya,minggu pun ia ada lemburan.Sedangkan bu Sakdiyah adalah seorang penjahit baju dan pembuat kue .Allah Maha segalanya,setiap manusia pasti diberi rejeki dan tak kan tertukar dengan yang lain.

------------------------

Semua yang ada di dunia ini milik Allah,manuasia hanyalah pemakai bukan pemilik.Harta melimpah kekayaan yang mewah semuanya bukan milik manusia.Kapan pun Allah akan mengambilnya tanpa pandang bulu.Demikian dengan keluarga pak Sanjaya yang kaya itu.Kini rumah mewah sudah hancur  rata dengan tanah hanya tinggal puing-puingnya ,mengalami musibah kebakaran akibat konsleting listrik pada ruang kerjanya.Semua harta ludes terbakar hanya beberapa barang berharga yang bisa sempat diselamatkan.Pak Sanjaya dan isteri  terkulai lemas tak berdaya.Pak Sanjaya tidak begitu terpuruk bisa sedikit menyadari,ini milik Tuhan.Akan tetapi Nyonya Sanjaya setres berat.Inilah roda kehidupan…..

Akhirnya dengan berat hati menerima tawaran untuk tinggal sementara dirumah besannya.Keluarga pak Ali sangat senang bisa membantu besannya yang sedang mengalami musibah.Dengan hidup sederhana untuk beberapa bulan menunggu rumah barunya selesai dibangun,pak Sanjaya telah berusaha merubah hidupnya lebih baik lagi.Intropeksi diri ,siapa tahu dengan adanya musibah ini Allah mengubah hidupnya menjadi lebih berguna.

Qadarullah….Bahwa orang yang baik akan selalu disayang oleh  Allah,demikian sebaliknya,jika seseorang selalu cuek dan tak ada rasa simpati kepedulian sedikitpun dengan sesama.Allah akan memperingatkannya dengan cara apa pun itu.Arina adalah korban dari itu semuanya,namun kasih sayangnya kepada suami dan keluarganya tetap ia lakukan.Doa yang selalu ia penjatkan kini telah Allah sendiri yang mendengarkan.Arina tak pernah berdoa yang jelek kepada orang yang menyakitinya namun sebaliknya ia selalu berdoa yang terbaik untuk mereka.Arina adalah sosok wanita yang sabar dan tabah dalam menghadapi segala permasalahan hidupnya.Sesungguhnya Allah selalu bersama dengan orang-orang yang sabar.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senja di Balik Layar dan Puncak Pengetahuan

(Penulis: Kang Asep, Pengawas Sekolah bidang PAI Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan, WA 085864675753) Ponselku bergetar, memecah fokusku me...