PUISI
Hari Ini dan Bukan Kisah Kita yang Kemarin
Oleh : Isna
***
Rindu yang tersulut kini telah jadi bara
Awalnya membara namun kini telah padam
Pernah hangat tapi tak terbalas
Pernah berbunga harap tapi tak terlihat
Sang hati yang di tuju ternyata memalingkan wajahnya
Sang rindu berlalu tanpa permisi
Tidak ada kata kiasan apapun yang mampu mewakili makna hancurnya
Terkubur perlahan tapi pasti di pusara hati
Dasarnya sudah tak terjamah
Bahkan tak akan hadir lagi ke daratan
Menuntaskan apa yang di namakan tak ada arti
Membawa tenggelam semua keadaan rindu
Menggosongkan apa yang sudah terbakar percuma
Kata kita sudah tak ada makna
Bahkan aku dan kamu tak akan menjadi kita lagi
Berbalik 360° sikap dan kenyataan darimu
Aku putar arah pandanganku
Biarkan kamu pada tatapanmu
Dan aku mulai merakit jembatanku sendiri
Doaku hanya satu,
"Menjauh darimu dan tidak akan bersua lagi"
Tapi kenyataannya ...
Tak bisa ku hindari saat takdir berkata, "Ketemu!"
Pandanganmu kini mulai berubah
Ada rindu
Ada harapan
Ada permohonan maaf bersama untaian kalimat yang menjadi paragraf, terucap dari bibirmu
Lalu aku yang menatapmu dengan pandangan 'B' saja
Katamu, "Tidak ada sedikit pun lagi kah, rasa untukku?"
Terpaku-ku pada pemikiran aneh
Lalu bingung akan menjawab dengan kalimat apa
Akhirnya aku putuskan satu kata saja, 'Maaf!"
Puisi indah yang selalu aku rindukan...
BalasHapusSemangat berkarya Bu Isna.. sukses selalu
Terima kasih, Ibu Desri
BalasHapusLove you