PUISI
Oleh : Isna
*Keseriusan*
Kerikil kecil mewakili perih
Tertendang tak sengaja oleh sang hati
Harapan hadir terselimuti bara
Curahan teduhnya matamu tak mampu memalingkan raga ini
Hampa yang ada jadi simbol
Terpaut pada asa yang pupus tanpa kata perintah
Menitipkan kepingan detak yang hampir musnah
Terbuka satu cahaya menawarkan makna
Kekosongan telah bertahta sejak lama
Gelap, hitam dan tanpa purnama
Hangat telah membakar seluruh isi semestaku
Seperti kepergianmu yang telah menyadarkan aku banyak hal
***
*Selamat Datang*
Bila ada cinta yang bertahta
Raga ini akan penuh suara
Riang gembira penuh bahagia
Ku katakan pada dunia bahwa, 'aku sedang jatuh cinta'
Janji tak akan saling menyakiti
Meskipun terkurung dalam dua bilik yang sepi
Engkau dan semua kata menanti
Dan aku yang akan memilih untuk tetap sendiri
***
*Memilih*
Jujur hari ini tak akan sama dengan kemarin
Meskipun sikapmu sehangat lilin
Bahkan ada rasa yang sedang bermain
Seolah-olah semuanya terasa lain
Dia yang menyapamu dengan hangat
Seperti terpaut dua hati dalam harapan erat
Lalu terlontar percakapan yang penuh harap
Pada waktu yang nantinya akan mengungkap
***
*Kita Sama*
Lukamu adalah perihku
Dimana kamu terjatuh
Aku ikut tersungkur lemah
Bukan karena air matamu
Namun pada semua yang aku bebankan pada cinta ini
Kadang luka tak perlu di sembunyikan
Bahkan tidak layak untuk di sembuhkan
Aku yang tetap menyayangimu
Beralih tak ingin terlihat dari pada hadir
Kita dan semua duka
Akhir yang kita pilih bernama luka
Kekecewaan mu yang telah abadi
Bagai belati menghujam nadi
***
*Sedih Hari Ini*
Meraup mimpi pada gurun yang panas
Tersakiti tanpa ingin di mengerti
Tanpa memperdulikan waktu terus memacu
Setidaknya ada yang harus aku selamatkan
Kalau ragamu tak berbentuk lagi
Aksara yang aku miliki adalah wakilnya
Menoreh pesonamu tanpa jeda
Seperti aku yang telah kehabisan makna
***
*Kekuatanku*
Bebasku setelah terhempas
Muara tersirat penuh duri
Kekuatan yang ada hampir lenyap
Sayup terdengar pintamu berkumandang
Aku yang memilih terhanyut
Tanpa rakit atau sang penyelamat
Biarkan saja tenggelam ke dasar samudera
Jika di sanalah cinta kita akan bersatu
***
*Menuju Satu Hati*
Takut kau bisikkan pada angin malam
Bahtera terkembang menuju lautan luas
Musim berganti membuatmu emosi
Ada kisah yang tak terkendali
Menutup luka menyelamatkan raga
Padahal jiwa telah merana
Membiarkan obat sebagai pengganti lara
Sementara kamu telah pergi untuk selamanya
Ketakutan yang ada telah merobek kalbu
Curahan hujan di bumi sama derasnya seperti air mata
Mencari keteduhan pada sepohon kerindangan
Padahal tak ada yang bisa membuatmu tersenyum lagi
***
*Bahagia Kita*
Tersampai rindu karena kamu
Memiliki kenangan yang terbungkus harapan
Walau malu menyelimuti cintaku
Tetap dirimu yang aku mau
Dulu mungkin hanya kelam
Hari ini telah menjadi cahaya
Esok adalah keputusan yang nyata
Pastikan terpatri dalam hati, hanya ada kita berdua
***
*Jangan Pergi*
Selat mana yang mau kau jadikan persembunyianmu
Aku datang dari dasar hatimu
Bahkan samudera yang terbentang telah mengalahkan jarak kita
Aku datang hanya untukmu
Hadirku dengan cinta seluar jagat raya
Sayang yang tak terbilang
Bahkan rindu yang lebih syahdu dari malammu
Terima atau buang aku saat ini
Itu adalah keputusan yang hakiki
***
Jombang, 021222
Tidak ada komentar:
Posting Komentar