Rezekimu berapa?
Rezekimu dimana?
Allahlah penentunya.
Yang namanya rezeki itu tidak bisa di tebak. Ibarat orang belajar nembak. Kadang tepat sasaran kadang meleset.
Tapi, walau begitu peluru peluru usaha harus digencarkan. Granat granat ikhtiar harus di kencangkan. Bombardir doa pun harus lebih dikuatkan.
Agar dentumannya menembus sampai kelangit teratas. Dan menembus batas taqdir yang telah tersurat oleh sang pemilik singgasana Arasy.
Dan gempitanya sampai ke semesta raya.
Berbuahlah segala ikhtiar dan rengek pinta.
Terkadang, rezeki datang tanpa di sangka - sangka.
Kadang juga yang dinanti tanpa kabar berita.
Namun yakinlah disetiap doa yang kau pinta. Disetiap jemari yang kau tengadah . Setiap derap kaki teriring langkah.
Mencari maisyah dengan menggapai ridho Allah
Namun kau harus sabar dan ikhlas
Kan ada doa yang belum terbalas. Namun kekayaan Allah yang maha luas. Tak terbatas. Akan menghampirimu hingga kau merasa puas.
Tapi, ada saatnya manusia tak sabar. Menunggu penantian yang penuh debar. Dengan prilaku gusar. Hingga berkata kasar. Protes dan demo kepada Tuhan yang Maha Besar.Seperti mahasiswa minta turunkan harga pasar.
Kemana rezekiku?
Rezeki tak kemana mana. Ia sudah ada pada singgasananya. Hanya kita mungkin yang salah senjata. Dalam menembaknya . Atau salah pakai petunjuk arahnya. Hingga kita belum sampai ke tempat dimana rezeki sudah diatur oleh -Nya.
Tentang kadar atau jumlahnya. Segitulah rezeki kita. Dan jangan takut rezeki tertukar. Percayalah pada qoda dan qodar.
Tapi jangan pula malas. Mengemis pinta yang belum berbalas. Mengais Rizki Allah di Rahmatnya yang Maha luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar