by Arlina
[15.56, 5/1/2023]
Mematut diri di depan cermin, aku bergeming sambil menikmati senja yang sunyi kala hujan menyapa, leluasa kumelihat diri dalam sendiriku.
"Aku masih kuat bertahan.."gumamku
Sekilas senyum terlukis indah hadirkan rona bak pelangi di wajahku.
Begitu banyak kesakitan yang sudah kurasakan, begitu sering pengkhianatan kuterima, bahkan sikap penolakan dari orang-orang yang seharusnya mencintaiku tanpa syarat hampir membuatku sudah tidak ingin di dunia ini lagi.
"Hanaaa..."suara parau dan agak lemah itu membuyarkan lamunanku.
"Iya Buu.." aku berlari ke arah suara ibu dan kudapati beliau sedang memotong ubi dengan tangan agak gemetar karena usia sepuhnya.
"Gorengkan ubi ini na, campur tepung ya.."
Aku segera meraih mangkuk berisi ubi.
"Ah ibu...di usia yang begitu sepuh kau memilih tempat ternyamanmu bersamaku, aku yang dulu kau abaikan jiwa raga." batinku
Bukan kesedihan yang kurasakan saat menengok kembali kebagian kenangan masa lalu.aku merasa begitu istimewa karena perempuan mulia itu sedang membukakan jalanku menuju tempat orang-orang mulia.
"Terima kasih ya Bu.." aku mengecup pucuk kepala ibuku yang berbau aneka minyak.
Suaraku tercekat tak mampu meneruskan kalimat, aku khusuk menemaninya menikmati ubi goreng.
"Na, ibu begitu nyaman bersamamu di tempat ini, karena kau bisa menyajikan masakan kesukaanku ,kau siapkan tanah tempatku menanam bunga dan sayur ,kau bisa temani ibu dan kita saling berbagi cerita, terima kasih ya na."
Aku tergugu..!
Ah ibu, mulai hari ini aku ingin melukis d tanah dan d langit, melukis lembar demi lembar cerita kita di penghujung usia
_______________________________
[15.43, 5/1/2023] +62 853-3776-7265:
Nama: Arlina
Pekerjaan: ibu rumah tangga
[15.51, 5/1/2023] +62 853-3776-7265: Salam kenal..., senang bisa gabung bisa gali ilmu di sini